Pages

Thursday, February 11, 2016

Sepuluh Tips Menjadi Makelar

Gambar dipinjam dari sini

Hari gini, mau pekerjaan yang tidak terlalu berat, modal speak-speak aja tapi bonusnya lumayan ? Jadi makelar aja..Aish..kata siapa jadi makelar tidak berat. Beratlah..kalau tidak berat pasti semua orang pilih jadi makelar semua. Trus yang jadi pemiliknya siapa.. #eh


At least..apapun profesi kita, semua butuh effort yang cukup tangguh. Ya itu karena dunia makelar cukup ketat persaingannya. Modal speak-speak aja juga nggak cukup. Dibutuhkan kelihaian menggaet calon pembeli dan tentunya harus tahu seluk beluk barang dagangannya. Contohnya aja nih, makelar tanah. Faktor "pulung" juga menjadi faktor X yang harus diperhatikan.

Belum lama ini, saya tak sengaja menjalani profesi sebagai makelar tanah. Gimana ceritanya ? Mau tahu..hehe..baiklah akan saya ceritakan kronologisnya. Begini ceritanya..

Kakak saya tinggal di luar pulau Jawa. Punya tanah di Jogja. Lalu karena suatu alasan tertentu bermaksud untuk menjual tanah itu. Kebetulan saya dititipi untuk menyimpan sertifikat tanahnya. Singkat cerita, kakak saya minta tolong kepada temannya yang berprofesi sebagai makelar untuk menjualkan tanah itu. Namun ia juga mita tolong kepada saya untuk mencari pembeli juga. Pokoknya siapa yang cepat mendapat pembeli, maka dia yang berhak menjualkan.

Saya menyanggupi untuk menjualkan. Segera saya browsing berapa pasaran harga tanah disana. Ternyata sudah cukup tinggi bila dibandingkan harga beli 6 tahun yang lalu. Hari itu juga, saya pasang iklan di OLX. Saya iklankan dengan bahasa yang cukup memprovokasi supaya cepat terjual. Dengan judul "Dijual Cepat Tanah di..." seperti itu. Lalu deskripsinya cukup detail, apa keuntungannya, luasnya berapa, lokasinya bagaimana, harganya bisa nego, dilengkapi dengan foto dan peta lokasi. Intinya saya niat menjualkan dengan fair. Lalu iklan itu saya share di beberapa media sosial saya.

Selang beberapa menit saya pasang iklan, respon cukup banyak dari teman ataupun orang yang belum saya kenal sebelumnya. Pesan inbox, komentar di status, telpon semuanya menyatakan ketertarikannya. Beberapa malah langsung mendatangi lokasi sendiri tanpa saya temani. Maklum, lokasi tanah yang dijual cukup jauh dari rumah tinggal saya.

Tepat dua hari iklan terpasang, ada telepon masuk dari seseorang menanyakan harga dan janji untuk bertemu. Tepat waktu itu pula,  kakak saya menelpon kalau teman makelarnya sudah ada pembeli dan siap untuk membayar sesuai harga yang diminta kakak saya. Wah..gawat, langsung saya bilang tunggu nanti sore saya juga ada janji dengan calon pembeli.

Dan ternyata rejeki saya, calon pembeli langsung memberi uang muka dan sepakat untuk membayar lunas 3 minggu kemudian sesuai harga yang saya tawarkan. Harganya tentu saja lebih tinggi dari yang ditawarkan oleh makelar kakak saya. Lha daripada memberi keuntungan kepada orang lain lebih baik untuk adiknya sendiri kan, ya..?

Mau tahu apa tips saya bisa  sukses menjual tanah itu ? Saya sendiri takjub kok, ternyata faktor X bernama "pulung" itu ada di pihak saya. Dan..bonusnya itu lho..sangat lumayan..( sssttt..bisa buat beli motor ! )

Ok, langsung aja..ini tipsnya :
  1. Harus tahu harga pasaran di lokasi yang dijual
  2. Harus mengenal jenis sertifikat tanah misalnya SHM atau masih letter C
  3. Harus tahu prosedur mengecek keaslian sertifikat di BPN dengan bantuan notaris PPAT
  4. Harus mengenal notaris PPAT untuk akta jual beli
  5. Harus tahu cara penghitungan pajak penjual dan pembeli
  6. Harus tahu perjanjian komisi penjualan dari penjual dan pembeli ( biasanya 2,5 % dari penjualan )
  7. Harus tahu prosedur penandatanganan akta jual beli
  8. Harus tahu prosedur balik nama
  9. Harus tahu jika istri penjual harus ikut tanda tangan di akta jual beli kecuali sudah cerai dan tanah yang dijual tidak termasuk harta gono gini 
  10. Harus tahu PBB sudah lunas sampai tahun terakhir
Well..mungkin cukup tipsnya. Ada yang belum saya tambahkan ? Mohon pencerahan dari para makelar Indonesia... :)

1 comment: